INDOKAYA KEPAHIANG – Misteri penemuan tiga tengkorak kepala manusia di dalam tempayan (guci) kuno di Kelurahan Durian Depun, Kecamatan Merigi, Kabupaten Kepahiang, mulai terkuak. Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII Bengkulu dan Lampung mengonfirmasi bahwa temuan langka ini disinyalir kuat merupakan peninggalan tradisi pra-sejarah, spesifiknya dari periode Megalitikum (Sebelum Masehi).
Najela Anggraini, perwakilan dari BPK Wilayah VII, mengungkapkan setelah pemeriksaan awal di lokasi dan RSUD Rejang Lebong pada Senin 15 Desember 2025, guci tersebut diyakini berkaitan erat dengan praktik Penguburan Sekunder (Secondary Burial) yang dilakukan oleh masyarakat pra-sejarah.
“Dari hasil yang ditemukan di Kelurahan Durian Depun ini, kami hanya menemukan guci dengan tengkorak, yang kemungkinan itu adalah penguburan yang sekunder,” jelas Najela.

Ia menjelaskan, Penguburan Sekunder adalah praktik di mana jenazah dibiarkan membusuk terlebih dahulu, dan setelah menjadi tulang belulang, barulah sisa-sisa tersebut dimasukkan ke dalam guci atau tempayan. Hal ini didukung oleh temuan dua lapisan atau tumpukan guci/tempayan di lokasi, yang mengindikasikan adanya penempatan bertumpuk yang khas era Megalitikum.
“Yang di Kelurahan Durian Depun, lebih condong pada Penguburan Sekunder. Sebab, jenazah dibiarkan membusuk terlebih dahulu. Setelah menjadi tulang belulang, baru kemudian dimasukkan ke dalam guci,” terangnya.
Najela menambahkan bahwa klasifikasi temuan ini sebagai pra-sejarah, khususnya Megalitikum, didasarkan pada riset-riset sebelumnya di wilayah Curup, Kepahiang, dan Lebong yang kaya akan peninggalan serupa, termasuk temuan Menhir yang merupakan bukti kuat kepercayaan masa lampau.
“Untuk usia belum (ditentukan), masih masuk ke pra-sejarah, Megalit, karena dari penelitian-penelitian sebelumnya, untuk daerah Curup, Kepahiang, Lebong, itu banyak tinggalkan dari Megalitikum dilihat dari temuan Menhir-nya,” tambahnya.
Berdasarkan kemiripan temuan di lokasi lain seperti Suro Muncar dan Tebat Monok, tim BPK menduga kuat bahwa situs Durian Depun ini masih menyimpan guci atau tempayan penguburan kuno lainnya di sekitar lokasi penemuan.
Penemuan guci berisi tengkorak yang menggemparkan ini terjadi pada Selasa (9/12). Warga bernama Subari menemukan guci saat sedang menggali tanah untuk kebutuhan penimbunan dengan kedalaman sekitar satu meter. Skonnya mengenai benda keras, dan guci itu tak sengaja pecah.
Tiga buah tengkorak kepala manusia ditemukan dalam kondisi utuh di dalam guci yang pecah tersebut, yang sontak memicu spekulasi sebelum akhirnya diteliti oleh tim arkeolog. Saat ini, tim gabungan dari Polsek Ujan Mas dan Inafis Satreskrim Polres Kepahiang masih berada di lokasi untuk mendukung penyelidikan.
“Ini kita mau ngecek dulu, Pak, nanti kita lakukan hasil dari sini, kita lakukan pelaporannya dulu. Kemungkinan kalau misalnya memang itu situs budaya Megalit dan pra-sejarah, kemungkinan (temuan) ada,” tutup Najela.










